Berbakti, Berkarya, Berarti

web hosting indonesia

PARADE PUISI DI TAMAN BUNGA NUSANTARA



Ketika orang-orang datang sekedar untuk bertamasya dan selfie semata, maka kami datang untuk mempersembahkan cinta lewat sebuah puisi. Bertepatan dengan hari peringatan kemerdekaan, maka inilah perayaan yang kami persembahkan. Selamat menyelam dan selamat berjuang!

Sinyo - Cianjur
BENDERA TUJUHBELAS AGUSTUS DI KAMPUNGKU

Bendera tujuhbelas Agustus
Di kampungku, sederhana
Lebih kecil dari bendera
Para pengobral janji
Di tiap gapura dusun
dihias boneka tergantung
Seorang veteran
Menatap kosong meski
Senapan berisi penuh

Bendera tujuhbelas Agustus
di kampungku masih sederhana
Tertawa riang meski dihormati
Setahun sekali
Apalagi kakek tua terbahak melihat
Sang cucu meraih dispenser
Di puncak pinang
“Itu cucuku!”
Telunjuknya yang tunggal
Separo mengarah pada titik
Yang dulu berkuasa di tanah
Dilli

Kain lusuh itu kini tersenyum
Getir, lima tahun tergantikan
Suara klakson dan knalpot
Memburu sang kelana di telinga
Tiang-tiang kesombongan

2014



Dewi Hamdanah – Cianjur
MEDITASI BUNGA
: sebuah perayaan kemerdekaan

di bawah pohon hujan aku menari
mengikuti aroma angin yang meliuk-liuk
ke langit
hawa panas samar-samar merasuk
hamparan rumput menyiangi bulir
bulir embun

yang dirahasiakan waktu

lewat gerak tubuh yang mengalun
menelusur irama air mancur,
turun meneteki sepi

dan daun kering tersungkur membaui masa lalu
seperti mesin waktu yang terkubur tanah ibu
bersama puting-puting kesucian yang lapuk,
gairah-gairah kemerdekaan
yang berhenti menyalak

ingatan jatuh pada suatu sore
ketika senja sembunyi di ketiak langit,
kau tegak berdiri merapal malam
meminta tuhan kembali
mengheningkan telaga di tubuhku

2014



Dedi L Setiawan – Bandung
KONSER AIR

Duduk di bawah pohon hujan
Yang daunnya menjiplak di tanah
Ditimpa sinar matahari

Menyalami jama’ah rumput
Yang selalu sabar menunggu
Saat-saat perjumpaan
–entah dengan siapa

Menikmati gemulai air
Yang genit menari meningkahi
Musik alam

2014



Haflah – Badung
AGATHIS 3

Tak ada agathis di sini
Cukup Samaneaseakan menjelma
Memancarkan air pengalaman
Bunga jalan yang memisah

Bukan untuk dirimu
Terimakasihku kali ini
Untuk Samara Nijma saja
Tanpa kehadirannya
Akan lebih tersiksa
Daripada saat kehilangan dirimu

2014



Ari S
BERPUISI

Aku mencoba menguntai diksi saaat senandung
Yang berputar tak sesuai hati
Meski tak kan seharmonis bulir-nulir bening
Yang memancur harmonis mengikuti rima
Senandung

Aku tahu mungkin untaian diksi ini
Tak kan seindah kuntum-kuntum
Yang mulai berwarna-warni

2014



Maulida Zakiyyah
TAHTA AWAN

Di hamparan rumput yang hijau
Terlihat air berjatuhan
Mengalir, berteriak, menjerit

Kapan aku akan sampai ke awan
Apakah itu hanya alunan musik
Yang memekakan telinga di siang bolong

Kapan awan itu akan kuhuni
Sehingga aku akan bahagia
Atas rintiknya yang mengelus pipi
Tangan para penadah

Aku yakin suatu saat
Panasnya mentari itu
Bisa mengantarkanku merunduk
Bersama cacing-cacing tanah
Yang tersungkur lemah dan pasrah

2014



(Anonim)
LINGKARAN

Semilir angin
Desau
Gemericik air menari
Senyum bunga-bunga
Ah, memang
Lingkaran penuh warna

2014



Budi - Sukabumi
ILUSI

Di derunya kemerdekaan ini
Wajah yang terpisah itu ada
Warna-warni bunga itu kami
Bersama merajut asa

2014



Def B Neehaya
SAMANEA

melingkar di bawahmu
membawa segala sisi bumi
iringan air dan nada
mengalir dalam telinga
masih melingkar di bawahmu Samanea
menggerakan segala yang fana
jelmakan warna-warni bunga

2014



Eneng S – Purwakarta
BAHAGIA

di bawah langit biru
di atas rumput paling empuk
dalam hembusan hawa terkabut
ia menyusup
bersama tawa anak kecil paling nyaring
membawa pancaran gaib
ia menyelinap
tidak terbendung oleh apapun
siapa yang mampu menghentikan itu?
bahkan induknya bunga tidak
sanggup membagi manisnya itu

2014



H.D Gumilang

AKU INGIN MENARIK JARAK YANG MEMISAHKAN


Aku ingin menarik jarak yang memisahkan
Hingga kita dapat bersatu tanpa halangan
Misalkan itu adalah benteng tiga lapis
Dan aku tak punya apa-apa kecuali
Lengan ini
Maka bersamanya aku akan bongkar
Satu per satu
Misalkan benteng itu memiliki penjaga
Melempariku, taruhlah aku tak
Punya apa-apa kecuali punggung ini
Maka dengannya kujadikan tameng

Demi selesainya ikhtiarku ini
Walaupun kulit tubuh ini terkikis
Memerah darah
Detik-detik berlalu dan aku
Terus mengerjakan itu membongkar
Benteng jarak itu, sedemikian lelah
Sampai parau suaraku

Aku ingin menarik jarak yang memisahkan
Hingga kita dapat bersatu tanpa halangan

2014



Eika Vio – Jatinangor
LIRIK DI TAMAN

Di bawah pohon mimos ini
Kau dekap aku dengan lirik matamu
Syair-syair jiwamu menghantar
Masuk
Dalam kalbu
Seperti itukah jatuh cinta?
Dan suara-suara riuh
Merendah
Lalu senyap
Namun hanya engkau yang tersisa
Di sini
Di cinta

2014



DM
INI KISAHKU, TUAN

Pagar-pagar bambu tak lagi meruncing seiring pergantian musim
Kota tuaku tak lagi memberikan warna klasik
Yang sesuai keinginanku
Merajai warna masa mudaku

Taman-taman kotaku tak lagi hijau di pelupuk mataku
Walau rumput kini merajai lingkaran pagar bambu
Ah, sudahlah!
Aku tak mau mengkritik lebih jauh kota kita, tuan
Air mataku sudah kering meratapi perubahan
Yang membuat hatiku terkoyak
Ah, sudahlah!
Menuju lembayung senja
Aku menanti penjemputan ajal
Dalam pelukan kerinduan warna
Warna keruncingan bambu

2014



Elsa R - Purwakarta
KUMBANG JALANG

Disaksikan burung yang terbang
Kumbang mati dimabuk manisnya
Bunga beracun
Burung hinggap di atas menara sontak menatap
Bunga-bunga layu
Sepeninggal kumbang mati

2014


Deti Rismayanti – Bandung
TAMAN MUSIKAL

Ketika air mancur musikal
Tak lagi mengudarakan melodinya.
(Rasa!)
Pesona air mancur itu
Menghilang dari pandangan
Sepertimu
Ya! Sepertimu!
Pergi tanpa lagu

2014



Siti Nuraisyah Akhwati
RINDU TERPENDAM

Hujan seolah mengerti akan rasa ini
Menjerit, menyeruak, ingin terlepaskan
Namun
Hening, sepi, diam, merenung
Hati ini merindu padanya
Bak mutiara yang tersembunyi dalam lautan

2014



Qoyyimah
BISU

Tenggelam dalam lamunan
Terdiam seribu bahasa
Termakan oleh yang
Tak menyisihkan asa
Aku bosan denganmu virus
Aku ingin seperti matahari yang selalu bersinar
Aku ingin seriang kicauan burung
Aku tersenyum seceria tarian air mancur
Seindahbunga yang berjuta warna
Pergilah kau virus
Mendekatlah kau asa

2014



Rest Tea Salfiah
RINDU

Rindu yang terbendung
Menyesakan dada
Jatuh jadi air mata
Air mata pengharapan

Desiran ombak
Menyapu karang
Sekuat itu pula
Tekadku tuk pulang

Hamparan laut
Jalan terbentang
Ombak menghadang
Tak patah arang

2014


Fitri Rahma
GEJOLAK MELODI

Dawai hijau tanpa nada
Membawa lirih pada sunyi
Langkah tanpa tapak
Lamunan tak bermakna
Belajar dalm jejak lara

Gejolak melodi
Menghentak damai
Bibir kelu
Tanganpun kaku
Rintih terbersit sesal

Pusaran waktu membelenggu
Gapai setiap kebebasan
Berontak dalam jerit
Kaki lumpuh di atas sepi
Do’a mengepak suci

TBN, 17 Agustus 2014



(anonim)
CINTA MERAH PUTIH

Berani
Indah
Menawan
Cinta?
Cintakah?
Melawan ombak
Menerjang badai
Andai ku bisa
Ungkapkan rasa
Cinta ini terasa
Menggelora

Cintaku akan merah putih
Merdeka sepanjang masa!

2014



(anonim)
SENJA ITU DI TAMAN

Alunan semilir angin
Bertautan dengan musik
Menggema
Kapan kali terakhir kita
Merasakan, melihat
Bebungaan yang elok
Pepohonan rindang

2014



Metha – Sukabumi
EUPHORIA

Bolehkah aku berteriak
Hingga jagatpun menggeliat
Bolehkah aku berlari
Hingga kaki ini meminta tuk berhenti
Sungguh tempat ini membbuatku terpaku
Mengingat kembali masa lalu

Lihatlah kawan hamparan warna-warni
Bunga menyambutku
Seolah mereka berkata selamat datang masa lalu
Seolah aku marah pada mereka
Mereka tetap ada
Semakin bermekaran dengan beragam warna
Yang semakin mempesona

Sedangkan aku semakin merasa tak bermakna

2014



Ririn Aljawawiyah
FLP KITA BERSAMA

Indahnya kebersamaan
Merangkul jiwa-jiwa yang sunyi
Merangkum kasih dalam dekapan rindu
Tercetak rapi dalam lembaran ukhuwah
Berpadu rasa dalam naungan kasih
Di FLP tercinta

2014



(anonim)
KALA ITU DI CIANJUR

Aku mengubur dalam-dalam kesepian itu
Sebuah pertemuan yang telah kutabung
sedari subuh menuju Sukaresmi
telah melebur semua letih
yang gembur
Berbaringlah keriangan itu
Di depan gerbang
Berjejalan berpadu tembang
Para ibu menuntun anaknya
Menonton padang yang mulai terbentang

2014




4 comments:

Deti Rismayanti mengatakan...

Aduh! Isin pisaaan. Da aku mah apa atuh. Paling gak bisa bikin yg namanya puisi. He....

Deti Rismayanti mengatakan...

Aduh! Isin pisaaan. Da aku mah apa atuh. Paling gak bisa bikin yg namanya puisi. He....

Deti Rismayanti mengatakan...

Aduh! Isin pisaaan. Da aku mah apa atuh. Paling gak bisa bikin yg namanya puisi. He....

Deti Rismayanti mengatakan...

Aduh! Isin pisaaan. Da aku mah apa atuh. Paling gak bisa bikin yg namanya puisi. He....

Posting Komentar

PARADE PUISI DI TAMAN BUNGA NUSANTARA