Sedikit tips bagaimana mengubah hobi anda menjadi sebuah buku. Begini caranya !
1. Hobi Jalan-Jalan. Coba list beberapa tempat yang bagus, eksotis, dan ramai dikunjungi orang. Atau, tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah, dan jarang ditulis. Misal, di Jakarta ada Taman Prasasti, Monas, Ragunan, Taman Mini, dan seterusnya. List tempat-tempat itu.
Atau, mulai dari judul juga tidak apa-apa. Contohnya dibawah ini:
“Tamasya di Ibu Kota”
Daftar Isi
1. Tamasya yuk! (Gambarkan apa itu tamasya, kalo ada kamus juga boleh dipakai)
2. Gunanya apa sih? (Apa manfaatnya, ditulis deh)
3. Bekal-bekal sebelum tamasya (Meliputi bekal fisik dan non-fisik)
4. Tempat tamasya yang asyik di Jakarta
- Taman Prasasti (Tulis sejarahnya, isinya apa saja, dan kalau perlu foto-foto juga)
- Monas (Sejarah Monas, apa saja yang ada di sana, foto-foto)
- Ancol (Indahnya Pantai, sejarahnya Ancol, foto-foto)
- Ragunan (Kalau Darwin masih hidup, mungkin akan bilang, “hei di Ragunan ada sodara kita lho!”)
- Taman Mini (Sejarah dari Ibu Tin, isinya apa, foto-fotonya juga, termasuk harga)
- Istana Negara (dulu di web Presiden RI tiap minggu ada kesempatan untuk jalan2 ke dalam)
5. Serasa Ingin lagi (buat semacam penutup betapa indahnya bertamasya, dan membuat kita kepengen lagi)
Nah, yang ini kan baru draft, baru rancangan saja. Kalau ini sudah ada, lanjutkan dengan cari data. Kalau suka OL, cobalah ingin searching di Google. Cari-carilah data-data itu. Kalau kurang, bisa juga jalan-jalan ke objek wisata itu, rasakan, bertanya pada petugasnya, termasuk harga-harganya, foto-foto juga jangan lupa.
Buat kira-kira, yah, minimal 150 halamanlah, karena kan standarnya buku 150 halaman untuk non fiksi. Kalau sudah jadi, diedit lagi, atau kirimkan ke teman yang lebih mahir tentang buku. Minta masukannya, dan kira-kira bagusnya dikirim ke penerbit mana gitu.
Biar naskah ini cepet selesai, coba buat deadline. Dead (mati, akhir), line (batas). Jangan terlalu lamalah. Untuk naskah tamasya begini, kalau bisa jangan lebih dari satu bulan. Semakin cepat semakin bagus, karena jangan sampai ide kamu dicuri oleh orang lain, dan naskahnya orang lebih cepat kelar, diterbitkan sedang naskah punya kamu belum juga kelar-kelar.
2. Hobi Internet. Buku internet kan banyak. Nah, kita buat yang baru. Misal, tentang “INTERNET ADDICTED” (Kecanduan Internet). Kira-kira isinya gimana ya?
Begini:
INTERNET ADDICTED
1. IA: Apaah tuh?
2. Sejarah Internet
3. Plus Minus Internet
4. Ciri-Ciri IA
5. Solusinya gmn?
3. Hobi Kata Mutiara. Di Gramedia pada rak buku Motivasi ada buku-buku Motivasi yang tipis-tipis, tapi laku. Isinya itu mengambil dari kata mutiara dari sana sini. Kalau kamu suka dengan kata mutiara, bisa juga kok buat buku tentang itu.
Caranya gmn? Contoh:
Judul: “MOTIVASI DAHSYAT”
Isinya tinggal dimasukkan saja dari mana saja. Tapi, jangan lupa! Kalau ada kata-kata mutiara yang mirip, coba verifikasi (cek dan rechek) lagi. Mana yang paling awal mengemukakan kata tersebut.
Misalnya Kita temukan sebuah kata yang bagus, bunyinya: “Seribu Mil dimulai dari langkah pertama!” Nah, kan sudah banyak yang kutip kata seperti ini. Menurut yang pernah saya baca, kata ini ditulis oleh Hannibal. Jadi, kalau kita meyakini bahwa Hannibal (Bukan Cannibal lho!) yang bilang, maka tulislah Hannibal.
Tiga contoh dari HOBI menjadi BUKU di atas, sebenarnya mudah saja dikerjakan. Asal ada niat. Kalau kita berminat untuk menulis buku, maka GENGGAM ERAT niat itu. Jangan biarkan dia pergi. Rawat dia baik-baik. Senantiasalah TUMBUH dan KEMBANGKAN Niat untuk menjadi penulis buku. Dengan begitu, maka cahaya terang bagi niat itu akan terpancarlah. Menulislah! Kapan? Dari sekarang! Kapan deadline-nya? Paling lambat, SATU BULAN, naskah itu harus kelar! Wokeh?
Sumber :
0 comments:
Posting Komentar