Berbakti, Berkarya, Berarti

web hosting indonesia

Menulis Dalam Pena Dakwah

Oleh : Fitria Listiarini

Assalammualaikum wr.wb.

Apa kabar saudara-saudariku yang dirahmati oleh Allah swt ??. Pada kesempatan ini saya akan mengulas sedikit mengenai dunia jurnalistik yang khususnya berkaitan dengan dakwah. Jurnalistik sudah sangat familiar ditelinga kita. Jurnalistik adalah dunia kepenulisan dimana kita bebas berekspresi dengan tulisan di media cetak maupun dunia maya. Dalam buku Jurnalisme Universal, jurnalistik yaitu kegiatan mengumpulkan, menyiapkan, menuliskan dan menyebarkan informasi melalui media massa. Lalu apa kaitannya jurnalistik dan dakwah??. Jurnalistik atau kita sederhanakan pengertiannya dengan menulis adalah ekspresi penulis dengan goresan penanya yang membuat pembaca tertarik untuk membaca serta masuk dalam gaya bahasa penulis. Menulis bagi sebagian orang adalah profesi dan merupakan suatu kebutuhan jiwa, jika ia tidak menulis maka ia tidak mampu menafkahi keluarganya. Tetapi mungkin bagi kita sebagai mahasiswa menulis adalah hobi. Hobi yang membuat kita sejenak terlepas dari kepenatan dan menyelami dunia impian.
    
Dakwah adalah kegiatan menyeru kepada kebaikan dan menghindari keburukan dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadis. Berbagai bentuk dakwah banyak kita temui dari ceramah, diskusi, games, tulisan dalam bentuk artikel, cerpen, puisi, essay, komik, newsletter, dll. Adapun dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas r.a., Nabi Saw bersabda :
 
"Setelah Allah menciptakan nun, yakni dawat dan telah menciptakan qalam, Dia bertitah: ‘Tulislah!’ ‘Ya Rabbi, apa yang hamba tulis?’ Jawab Allah: ‘Tulislah semua yang ada, sampai hari kiamat!”
 
Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perintah menulis dari Allah swt. Menulis dengan cara berdakwah tentu berbeda dengan menulis free thinkers (pemikir bebas). Artinya apa yang kita tulis harus tetap mengingat tanggung jawab dan dampak yang ditimbulkan dari tulisan kita di hadapan Allah swt dan manusia lainnya. Tulisan yang kita buat  seharusnya didasari dengan niat yang baik, bermanfaat bagi orang lain, mencerahkan, mengispirasi orang lain untuk berbuat kebaikan dan memiliki hikmah (ibroh) dalam cerita yang ditampilkan. Dan bila kita kaitkan hubungan menulis dan membaca tentu saling berkaitan. Dengan membaca kita dapat memperoleh pengetahuan baru, membuka wawasan yang lebih luas serta tidak terbatas jarak dan waktu dan melahirkan ide yang lebih kreatif untuk menunjang tulisan yang akan kita buat. Bila kita merefresh kembali da’wah bi al-qalam (dakwah melalui tulisan) yang telah sukses sampai ke layar kaca yaitu Laskar Pelangi, Emak Ingin Naik Haji, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta, dll. Karya-karya tersebut tentu melalui proses yang sangat panjang dalam penyeleksian dan pembuatan serta tidak jarang juga karya yang best seller pada awalnya ditolak berkali-kali oleh penerbit dan kini sangat laris di pasaran. Ada ungkapan “Menulis dapat mengubah dunia” dan “Tulisan lebih tajam dari sebilah pisau”. Ungkapan tersebut adalah sebuah inspirasi dan motivasi bahwa dengan tulisan kita bisa mempengaruhi banyak orang. Dan dengan berdakwah melalui tulisan kita mampu mempengaruhi orang untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan. Saudara-saudariku marilah kita manfaatkan teknologi informasi yangg akan menyebarkan pesan-pesan dakwahh dan mengenalkan Islam pada dunia.
 
Wassalammualaikum wr.wb.




0 comments:

Posting Komentar

Menulis Dalam Pena Dakwah